Awal jaman prasejarah adalah sejak bumi
Indonesia didiami dan berakhir
setelah
Indonesia mengenal tulisan. Prasasti yang paling tua adalah prasasti Kutai
yang diperkirakan
ditulis pada abad
ke-5 Masehi. Meskipun
dalam prasasti
tersebut
tidak disebutkan tarikh pembuatannya, akan tetapi berdasarkan pada hasil
penelitian
maka diperkirakan prasasti tersebut dibuat pada abad ke-5 Masehi.
Awal
prasejarah tidak dapat
diteliti melalui prasasti
tetapi dapat diteliti
melalui fosil-fosil
yang ditemukan terutama
banyak ditemukan di
pulau Jawa.
Fosil yang
usianya paling tua
yang ditemukan di
pulau Jawa adalah
phitecanthropus
mojokertensis dimana usianya diperkirakan sekitar 1,9 juta tahun.
Berdasarkan kriteria
bahan pembuatan alat,
maka masa prasejarah
di
1. Jaman Batu
- Jaman batu tua (Paleolithicum)
- Jaman Batu Madya (Mesolithicum)
- Jaman Batu Besar (Neolithicum)
Selain itu
juga terdapat jaman
batu besar (megalithikum), tetapi
megalithikum ini
bukan merupakan jaman
melainkan kebudayaan
yang
berkembang terutama berkaitan dengan aspek religi.
2. Jaman Logam
- Jaman Perunggu
- Jaman Besi
Di Indonesia
tidak dikenal jaman
tembaga karena tidak
ditemukan
bukti alat-alat
yang terbuat dari
tembaga. Diperkirakan pada
saat
bangsa lain
memasuki jaman tembaga,
Indonesia masih berada
pada
jaman
neolithikum-megalithikum.
Selain
didasarkan pada kriteria bahan pembuatan alat, pembagian jaman
prasejarah
di Indonesia juga dibagi berdasarkan
pada cara memenuhi kebutuhan
hidup atau
berdasarkan system mata
pencaharian. Berdasarkan system
mata
pencaharian
maka jaman prasejarah di Indonesia dibagi ke dalam :
1. Jaman berburu dan mengumpulkan makanan
2. Jaman bercocok tanam
3. Jaman perundagian
KONTAK AWAL
BANGSA INDONESIA DENGAN BANGSA LAIN
Bila dilihat
dari letak Indonesia
merupakan
jembatan penghubung
yang terletak di
tengah- tengah dua Negara besar yang merupakan sentral
perekonomian Asia
yaitu India dan
Cina.
Hubungan India-Cina
terjadi jauh sebelum abad
V Masehi. Bukti-bukti adanya hubungan India –
Indonesia tidak
begitu banyak. India
sejak sebelum tarikh
masehi telah mengenal
tulisan
dan telah
mengenal system kerajaan,
mestinya terdapat peninggalan
sejarah yang merekam
hubungan India-
Indonesia secara jelas.
Namun ternyata tidak
ditemukan dengan lengkap.
Beberapa bukti
mengenai hubungan India
– Indonesia :
- Kitab
Jataka, mengenai kelahiran
sang Budha Sidharta
Gautama, dalam kitab
tersebut disebut sebut sebuah negeri yaitu Svarnabhumi = Sumatera ?
- Kitab
Ramayana, menceritakan kisah
Rama- Shita yang
menyebut-nyebut beberapa negeri
yaitu Yavadwipa dan
Swarnadwipa = Pulau Jawa dan Sumatera
Hubungan antara India
– Indonesia
kemungkinan terjadi
jauh sebelum tarikh
awal masehi. Dimana hubungannya
dimasa-masa yang
akan datang
lebih intensif lagi.
Ada suatu kitab
dari Timur Tengah
yaitu kitab Periplous
tes
Erythras
Thalasses (abad I) yang tidak diketahui
penulisnya. Dalam kitab-kitab
tersebut disebut
negeri
chryse yang berarti emas = Swarnabhumi =
Sumatera ?
Kemudian
dari kitab Geographike
Hyphegesis yang ditulis oleh
Claudius Ptolomeus disebutkan
beberapa
negeri yaitu :
- Argyre Chora = negeri perak
- Chrysye chora = negeri emas
- Chrysye chersonesos =
semenanjung emas
- Iabadiou
= pulau enjelai Selian itu
bangsa Indonesia juga
telah mengadakan kontak
dengan bangsa Cina.
Dimana ditemukan bukti-bukti
yang menunjukkan adanya
hubungan dengan Negara
Cina yang
sangat erat. Jalan laut
baru dipergunakan sekitar
abad ke-I Masehi
dimana
perhatian bangsa
India terhadap Indonesia
lebih banyak bila
dibandingkan dengan bangsa
Cina.
Diduga jalur
laut antara Cina-
Indonesia mulai terbuka
pada abad IV
Masehi. Sehubungan dengan adanya
ketertarikan kaisar-kaisar Cina
yang mulai memindahkan
pusat pemerintahannya ke
bagian selatan sehingga
perhatian mereka mulai kearah bagian selatan.
HIPOTESIS TENTANG
PROSES
AKULTURASI BUDAYA
INDONESIA- INDIA
Teori-teori mengenai proses akulturasi
antara budaya Indonesia dengan India
:
1. Teori Kolonisasi
- Hipotesa Ksatria Majumdar
menyatakan bahwa ada
petualang India setelah
sesampainya di Indonesia
membangun koloni. Para
kolonis ini kemudian
mengadakan hubungan dagang dan
mendatangkan paraseniman dari India
untuk membangun candi-candi di Indonesia. C.C Berg menyatakan bahwa kebudayaan India
itu dibawa oleh
orang-orang India yang
sesampainya di Indonesia
mereka menikah dengan
puteri-puteri bangsawan/ pemuka masyarakat
Indonesia. Setelah menikah,
mereka menjadi raja
di Indonesia dan menurunkan
dinasti-dinasti J.L Moens
menghubungkan berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha
di Indonesia dengan
runtuhnya kerajaan- kerajaan
Hindu-Budha di India. Sehingga dia menafsirkan
bahwa keluarga/ dinasti
raja India yang
runtuh itu meninggalkan
India untuk pergi
ke Indonesia dan
mendirikan kerajaan di Indonesia.
- Hipotesa WaisyaN.J korm
berpendapat bahwa pengaruh
India di Indonesia
datang dari bangsa
India sendiri
yaitu dari kaum
pedagang. Dimana
selain berdagang mereka
melakukan pernikahan dengan
penduduk pribumi.
- Hipotesa Brahmana
Menurut J.C
van Leur, bila
dilihat dari upacara-upacara yang
dilakukan maupun bahasa
yang dipergunakan di
lingkungan keratin merupakan
kebudayaan khusus para
brahmana. Jadi van
Leur menyimpulkan bahwa
yang membawa pengaruh India itu adalah kaum brahmana
2. Teori Arus Balik
Menurut
F.D.K Bosch, dalam
proses akulturasi kebudayaan ini
bangsa Indonesia turut berperan aktif.
Pada mulanya, orang-orang
dari India yang
membawa agama Hindu
dan Budha yaitu
dari golongan intelektual
melalui jalan dagang yang lajim dilalui para pelancong
dengan menumpang kapal
dagamg. Setelah sampai
di Indonesia, mereka
kemudian diundang untuk
memberi suatu sinar kehinduan pada masyarakat Indonesia.
Setelah orang Indonesia
ini masuk agama
Hindu- Budha kemudian
mereka sendiri belajar
ke India lalu
kembali pulang dan
aktif menyebarkan agama
Hindu-Budha di Indonesia.
KERAJAAN
KUTAI
Berdasarkan
temuan para arkeolog
atas tujuh buah
yupa1 yang memuat
prasasti (hanya
4 yang berhasil
dibaca dan diterjemahkan). Prasasti
itu
menggunakan huruf
Pallawa, yang menurut
bentuk dan jenisnya
berasal dari
sekitar 400
Masehi dengan bahasa
sansekerta, dan ditulis
dalam bentuk puisi
anustub.2 Maka
berdas arkan hal tersebut
diketahuilah adanya sebuah
kerajaan
kuno
Indonesia yaitu kerajaan Kutai yang telah sekian lama terlupakan. Kerajaa
n
1 Yupa
adalah sebentuk tiang
batu berukuran kurang
lebih 1 meter
sebahagian ditanam diatas
tanah. Pada tiang batu inilah tergurat prasasti dari kerajaan Kutai yang
dianggap sebagai sumber tulisan tertua
sehingga Indonesia mulai
memasuki masa sejarah
dan mengakhiri masa
prasejarahnya.
2 DR. R. Soekmono, 1981, Pengantar Sejarah
kebudayaan Indonesia, 2, hal. 35.
Kutai dalam
kontek sejarah nasional
Indonesia baku dikenal
sebagai kerajaan tertua3
yang bernafaskan agama Hindu.
Terlet ak di Kalimantan
Timur tepatnya di
Hulu Sungai Mahakam
Kabupaten Kutai. Tidak diketahui secara pasti angka tahun berdirinya.
Para ahli hanya dapat menduga bahwa
kerajaan Kutai setidaknya sudah ada sejak abad ke - V M hal ini dapat dilihat
dari jenis hurufnya yang pranagari dan
berasal dari India Selatan yang banyak
ditemukan di daerah itu dalam waktu yang relatif sama, dan nama Kutai sendiri digunakan untuk menyebut
kerajaan yang dianggap paling tua ini
karena letak ditemukannya prasasti berada di kabupaten K utai (tidak
diketahui secara pasti apa nama dari
kerajaan tersebut).
Prasasti Kutai I4
Transkripsi:
srimatah
sri-narendrasya, kundungasya
mahatmanah, putro svavarmmo
vikhyatah, vansakartta yathansuman, tasya putra mahatmanah, trayas traya ivagnayah, tesan trayanam pravarah, tapo-bala-damanvitah, sri mulawarmma rajendro, yastva bahusuvarnnakam, tasya yajnasya yupo „yam, dvijendrais samprakalpitah.
Terjemahan:
3 Dianggap tertua karena belum ditemukan
sumber tulisan yang lebih tua dari prasasti Kutai.
4 R. M. Poerbatjaraka, Riwayat Indonesia, I,
1952, hal. 9.Sang Maharaja
Kundunga, yang amat
mulia, mempunyai putra
yang mashur, Sang
Aswawarman namanya, yang
seperti Sang Ansuman
(= dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat
mulia. Sang Aswawarman mempunyai putra
tiga, seperti api (yang suci) tiga. Yang
terkemuka dari ketiga putra itu ialah
Sang Mulawarman, raja yang berperadaban baik,
kuat dan kuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri
(selamatan yang dinamakan)
emas-amat banyak. Buat
peringatan kenduri (selamatan)
itulah tugu batu ini didirikan
oleh para brahmana.
Prasasti
Kutai II5
Transkripsi:
srimad-viraja-kirtteh rajnah sri-mulavarmmanah punyam srnvantu vipramukhyah ye canye sadhavah purusah bahudana-jivadanam sakalpavrksam sabhumidanan ca tesam punyagananam yupo „yan stahapito vipraih
5 Ibid., hal. 10.
Terjemahan:
Dengarkanlah oleh
kamu sekalian, Brahmana
yang tekemuka, dan
sekalian orang baik
lain-lainnya,
tentang kebaikan
budi Sang Mulawarman,
raja besar yang sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah
berwujud sedekah banyak sekali,
seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata
pohon kalpa (yang
memberi segala keinginan), dengan sedekah tanah (yang
dihadiahkan). Berhubung dengan
kebaikan itulah maka
tugu ini didirikan oleh para Brahmana (buat
peringatan).
Prasasti
Kutai III6
Transkripsi:
sri-mulavarmmano rajnah yad dattan tilla-parvvatam sadipa-malaya sarddham yupo „yam
likhitas tayoh
Terjemahan:
Tugu ini
ditulis buat (peringatan)
dua (perkara) yang
telah disedekahkan oleh
Sang Raja Mulawarman,
yakni segunung minyak
(kental), dengan lampu
serta malai bunga.
6 Ibid., hal. 10.
Prasasti
Kutai IV7
Transkripsi:
srimato
nrpamukhyasya rajnah
sri-mulawarmmanah danam punyatame
ksetre yad dattam vaprakesvare dvijatibhyo‟ gnikalpebhyah.
vinsatir ggosahasrikam
tansya punyasya yupo „yam krto
viprair ihagataih.
Terjemahan:
Sang Mulawarman,
raja yang mulia
dan terkemuka, telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada
para brahmana yang seperti api,
(bertempat) di dalam tanah yang suci
(bernama) Waprakeswara. Buat (peringatan)
akan kebaikan budi sang raja itu, tugu ini telah dibuat oleh para Brahmana yang datang ke tempat
ini.
7 Ibid., hal. 11.
Yang menarik
perhatian adalah dari prasasti-prasasti Kutai secara tersirat dapat disimpulkan bahwa: pertama, Sang
Kundungga adalah nama asli pribumi
Indonesia karena dalam
kebudayaan India tidak
pernah mengenal nama
ini. Kedua, yang lebih menarik
adalah Sang Aswawarman dianggap sebagai pendiri
kerajaan (=Vansakartta), dan
bukan Sang Kundungga
yang notabenenya adalah
maharaja dan ayah dari Aswawarman.
Timbulah pertanyaan: apakah dalam kerajaan Kutai yang dianggap
sebagai pendiri kerajaan adalah mereka
yang telah menggunakan kebudayaan India dalam
hal nama dan agama? Apakah
budaya India dan agama Hindu mulai
digunakan pada masa Aswawaram? Jika
demikian, maka Sang Kundungga adalah raja Kutai
yang belum tersentuh
nafas kebudayaan India
atau mungkin ia
tidak menganut agama Hindu karena setia pada ajaran
kepercayaan lokal nenek moyangnya yaitu
animisme, dinamisme, atau totemisme.
Sangat mungkin bila
Aswawarman beserta keluarga
kerajaan lainnya melakukan
perjalanan suci ke
tanah India untuk
belajar ilmu agama
Hindu dan kembali
ke Kutai dengan
mengadakan upacara Vratyastoma8
dan Aswawarman
8 Marwati
Djoened Poesponegoro dan
Nuhroho Notosusanto, Sejarah
Nasional Indonesia, II,
1993, hal. 35.
Vratyastoma adalah upacara
keagamaan dalam agama
Hindu untuk menghindukan
seseorang. Sangat mungkin
bahwa pendeta yang
memimpin upacara tersebut
untuk Aswawarman dilakukan
oleh pendeta dari
India, dan ketika
pada masa Mulawarman
kemungkinan sekali upacara tersebut sudah dipimpin oleh pendeta
Indonesia. ditetapkan sebagai Ksatria
(untuk waisya dan sudra terbentuk dengan sendirinya sesudah dua yang pertama terbentuk).
TARUMANEGARA
Di daerah
Jawa Barat ditemukan
bukti-bukti peninggalan kerajaan
tertua lainnya yang bercorak
Hindu. Berbeda dengan Kutai, pada beberapa prasasti yang ditemukan
disebutkan bahwa kerajaan
tersebut bernama Tarumanegara.
Ada sekitar 7 buah
prsasti yang menunjukkan
keberadaan kerajaan Tarumanegara,
namun hanya beberapa saja diantaranya yang berhasil diterjemahkan yaitu
:
PRASASTI TUGU
Transkripsi:
pura rajadhirajena guruna pinabahuna khata khayatam
purimprapya candrabagharnnavam yayau,
pravarddhamana-dvavinsad-vatsare
srigunaujasa
narendradhvajabhutena srimata
purnnavarmmana
parabhya phalgune mase khata
krsnatasmitithau
caitrasukla taryosdsyam dinais
siddhaikavinsakaih
ayata satrasahasrena dhanusam sasaterna
ca
dvavinsena nadi ramya gomati nirmalodaka
pitamahasya rajasser vvidarya sibiravanim
brahmanair ggo-sahasrena prayati
krtdaksina.
Terjemahan:
Dulu kali
(yang bernama) – Candrabhaga telah
digali oleh maharaja yang mulia dan
mempunyai tangan kencang dan kuat,
(yakni raja Purnnawarmman) buat mengalirkannya ke laut, setelah (kali ini) sampai di istana kerajaan yang termashur. Di dalam tahun kedua- puluhnya
dari takhta yang mulai raja Purnnawarman
yang berkilau-kilauan karena kepandaian
dan kebijaksanaannya serta menjadi
panji segala raja, (maka sekarang)
beliau menitahkan pula menggali
kali yang permai dan berair
jernih, Gomati namanya, setelah sungai
itu mengalir di tengah-tengah tanah
kediaman yang mulia Sang Pendeta
nenek-da (Sang Purnnawarmman).
Pekerjaan ini dimulai pada hari yang
baik, tanggal 8 paro petang bulan
Phalguna dan disudahi pada hari tanggal
13 paro-terang bulan Caitra, jadi
hanya 21saja, sedang galian itu
panjangnya 6.122 tumbak. Selamatan
baginya dilakukan oleh para
Brahmana disertai 1.000 ekor sapi
yang dihadiahkan
PRASASTI
KOLEANGKAK / PASIR JAMBU / KEBON JAMBU
Transkripsi:
Sriman-data
krtajno narapatir-asamo yah pura/ta/r/u/maya/
M// namna sri-purnnawarmma pracura-ripusarabhedyavikhyatavarmmo Tasyedam-padavimbadvayam-arinatgarotsadane
nityadaksambhak- Tanam yandripanam-bhavati
sukhakaram salyabhutam ripunam.
Terjemahan:
Gagah,
mengagumkan dan jujur terhadap
tugas-tugasnya adalah pemimpin manusia
yang tiada taranya- yang termashur sri Purnnawarmman- yang sekali waktu
(memerintah) di Taruma dan yang baju
zirahnya yang terkenal (= varmman) tidak
dapat ditembus senjata musuh. Ini
adalah sepasang tapak kakinya, yang
senantiasa berhasil menggempur kota-kota
musuh, hormat kepada para pangeran,
tapi merupakan duri dalam daging
bagi musuh-musuhnya.
PRASASTI
KEBON KOPI
Transkripsi:
jayavisalasya tarume (ndra) sya ha (st)
inah-(sira) vatabhasya
vibhatidam-padavayam.
Terjemahan:
Di sini
tampak sepasang tapak kaki…yang seperti
Airwata,gajah penguasa Taruma (yang)
agung dalam…
dan (?) kejayaan.
PRASASTI
CIDANGHIANG / LEBAK-BANTEN
Transkripsi:
vikranto „yam vanipateh prabhuh satyapara (k)
ra (mah) naren - draddvajabhutena
srimatah purnnavarmmanah.
Terjemahan:
Inilah
(tanda) keperwiraan, keagungan dan
keberanian yang sesungguh-sungguhnya
dari raja dunia, yang mulia Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja.
PRASASTI
CIARUTEUN
Transcription:
vikrantasyavanipateh srimatah purnawarmanah tarumanagarendrasya visnor iva padadvayam
Terjemahan:
Ini (bekas)
dua kaki, yang seperti kaki dewa Wishnu,
ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman,
raja di negeri Taruma, raja yang
gagah berani di dunia.
KERAJAAN SRIWIJAYA
ABAD
VII
- Prasasti
Kedukan Bukit (Palembang)
, berangka
tahun 604 S
(682 M), berhuruf
Pallawa dan berbahasa
Melayu Kuno. Isi
tentang : Dapunta
Hyang manalap siddhayatra
dengan perahu pada
tanggal 11 paro
terang (suklapaksa), bulan
waisaka, tahun 604
S; Pada tanggal
7 paro terang bulan Jyestha Dapunta Hyang berangkat
dari Minanga membawa tentara dua laksa
dan 200 peti (kosa) perbekalan dengan
perahu, serta 1312 orang tentara berjalan
di darat, datang
di suatu tempat
yang bernama ma....
; pada tanggal 5 paro terang,
bulan Asadha dengan sukacita mereka datang
di suatu tempat
dan membuat kota
(wanua) dan kerajaan
Sriwijaya memperoleh kemenangan,
perjalanannya berhasil dan
seluruh negeri memperoleh kemakmuran.
- Prasasti
Talang Tuo
(Palembang),
berangka tahun
606 S (684
M), berhuruf Pallawa
dan berbahasa Melayu
Kuno. Isi tentang
: pembuatan kebun
Sriketra atas perintah
Dapunta Hyang Sri
Jayanaga, untuk kemakmuran
semua makhluk. Di
samping itu ada
juga doa dan
harapan yang menunjukkan sifat
agama Buddha.
- Prasasti Telaga Batu (Palembang),
tidak bertarikh, berhuruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno. Isi tentang :
kutukan-kutukan terhadap siapa saja yang melakukan
kejahatan dan tidak
taat kepada perintah
raja; juga memuat data-data bagi penyusunan
ketatanegaraan Sriwijaya.
- Prasasti Kota Kapur (Pulau Bangka), berangka tahun 608 S (686 M).
Isi tentang :
kutukan kepada mereka
yang berbuat jahat,
tidak tunduk dan
setia pada raja akan celaka. Keterangan yang terpenting adalah mengenai usaha
Sriwijaya untuk menaklukkan
bhumi Jawa yang
tidak tunduk kepada Sriwijaya.
- Prasasti Karang Brahi (Jambi Hulu)
- Prasasti Palas Pasemah (Lampung Selatan)
- Fragmen (prasasti singkat)
ABAD
VIII
- Prasasti Ligor A (Muangthai)
, berangka tahun 775 M.
Isinya menyebut tentang seorang
raja Sriwijaya serta pembangunan trisamaya caitya untuk Padmapani, Sakyamuni, dan Vajrapani.
- Prasasti
Ligor B (bagian
sisi lain dari
Ligor A),
tidak
berangka tahun. Isinya
menyebut tentang seorang
raja bernama Wisnu
dengan gelar Sarwarimadawimathana atau
pembunuh musuh-musuh yang
sombong tiada bersisa. (bandingkan dengan prasasti Kelurak, 782 M).
ABAD
IX
- Prasasti
Nalanda (India),
tidak
berangka tahun. Dikeluarkan
oleh raja Dewapaladewa. Isinya tentang pendirian
bangunan biara di Nalanda oleh raja Balaputradewa, raja
Sriwijaya yang menganut
agama Budha. Selain
itu disebutkan juga
kakek raja Balaputradewa
yang dikenal sebagai
raja Jawa dan
bergelar
Sailendrawamsatilaka, Sri Wirawairimathana atau
permata keluarga Sailendra pembunuh musuh-musuh yang gagah perwira. Ia
mempunyai anak bernama
Samaragrawira yang kawin
dengan Tara, anak
raja Dharmasetu dari Somawangsa. Disebutkan
juga permintaan kepada
raja Dewapaladewa untuk
memberikan tanah-tanahnya sebagai
sima untuk biara. (bandingkan dengan prasasti kelurak dan wantil 856
M)
Abad
X
Kronik
Dinasti Sung (Cina) :
- Tahun 960 M, raja Se-li Hu-ta-hsia-li-tan
mengirim utusan ke Cina
- Tahun 962 M, She-li Wu-yeh mengirimkan
utusan
- Tahun 971, 972, 974 dan 975 M, datang
beberapa utusan ke Cina, tetapi tidak
menyebutkan nama rajanya.
- Tahun 980 dan 983 M, datang utusan dari raja
Hsia-she
- Tahun 983 M, Fa-yu pendeta Cina ketika pulang
dari India singgah di San- fo-tsi
dan berjumpa dengan
pendeta India Mi-mo-lo-she-li (Vimalasri)
yang akan pergi ke Cina.
- Tahun 988 M, datang seorang utusan dari
San-Fo-tsi di Cina, setelah dua tahun
tinggal di Cina, ia pergi ke Kanton dan mendengar bahwa negaranya diserang She-po. Terpaksa ia tinggal setahun
lagi di Cina. Pada tahun 992 M, ia
berlayar kembali ke Campa, tetapi karena tidak ada kabar apa pun tentang
negerinya, ia kembali
ke Cina dan
meminta perlindungan kaisar
Cina.
ABAD
XI
- Tahun
1003, raja San-fo-tsi,
Se-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tiau-hwa
(Sri Cudamaniwarmadewa) mengirim
utusan ke Cina, sampai dua kali.
- Tahun 1008, tiba utusan dari San-fo-tsi yang
dikirim oleh raja Se-li-ma-la- pi (Sri Marawi).
- Tahun 1017, Ha-chi-su-wu-ch’a -p’u -mi
mengirim utusan ke Cina
- Piagam Leiden (India), berangka tahun 1006 M.
Prasasti ini dikeluarkan oleh raja
kerajaan Cola yang
bernama Rajakesariwarman yang
dikenal dengan Raja
raja I. Isinya
menyebutkan bahwa pada
tahun 1006 M,
Marawijayatunggawarman meresmikan wihara di India yang diberi nama Cudamaniwarmavihara atas
ijin dari Rajakesariwarman, raja-raja
I dari Cola.
- Prasasti
Tanjore (India),
berangka
tahun 1030, dikeluarkan
oleh raja Cola
yang bernama Rajendracoladewa. Disebutkan
bahwa pada tahun
1017 pasukannya menyerang kerajaan Swarnabhumi (Sumatera). Serangan itu
diulang kembali pada
tahun 1025, rajanya
yang bernama Sanggramawijayatunggawarman berhasil
ditawan oleh pasukan
Cola, tetapi akhirnya
Sanggramawijaya dilepaskan.
- Tahun 1028, raja San-fo-tsi, Sridewa,
mengirim utusannya ke Cina.
- Prasasti yang ditemukan di India, berangka
tahun 1068, yang dikeluarkan oleh Wirarajendra,
menyebutkan bahwa tentara
Cola menyerang lagi
Suwarnabhumi.
- Tahun 1068, tiba utusan yang dipimpin oleh
Ti-hwa-ka-lo, utusan ini tiba lagi pada
tahun 1073, 1075.
- Prasasti Kanton (Cina)
, berangka
tahun 1079. Isinya bahwa raja Ti-hwa- ka-lo dari San-fo-tsi memberi bantuan
untuk memugar sebuah kelenteng di
Kanton.
ABAD
XII
- Sumber
Cina menyebutkan pada
tahun 1156 raja
Srimaharaja mengirim utusan ke Cina , juga pada tahun 1178
- Prasasti
Srilanka, diperkirakan abad
XII, menyebutkan bahwa
: Suryanaraya dari
wangsa Malayupura dinobatkan
sebagai maharaja di
Suwarnapura. Pangeran Suryanarayana menundukkan Manabhramana.
- Prasasti
Grahi, berangka tahun
1183 menyebutkan nama
seorang raja Srimat
Trilokyaraja
Maulibhusanawarmadewa
memerintahkan mahasenapati
Jalanai yang memerintah Grahi untuk membuat arca Budha.
ABAD
XIII
- Buku
Chu-fan-chi yang ditulis
oleh Chou Ju
Kua menyebutkan bahwa
Chan-pi yang pada
mulanya adalah Mo-lo-yeu,
tidak termasuk dalam
daerah jajahan San-fo-tsi.
- Buku
Ling-wai-tai-ta, menyebutkan bahwa
pada tahun 1079,
1082 dan 1088 Chan-pi mengirim utusan ke Cina atas
kehendak sendiri. Mula-mula Chan-pi ada
di bawah kekuasaan San-fo-tsi, tetapi setelah berperang Chan- pi mengangkat
seorang raja sendiri.
Sedangkan Tan-ma-ling, Ling-ya-si- kia, fo-lo-an,
Lan-wu-li, Sun-to dan
Kien-pi, walaupun letaknya
berjauhan, termasuk daerah jajahan San-fo-tsi.
- Prasasti Chaiya (Candra Bhanu, Malaysia
Barat),
berangka tahun 1230. Menyebutkan tentang : raja Tambralingga,
Candra Bhanu, Sri Dharmaraja menyamakan
diri dengan raja Asoka, jasa-jasanya terhadap umat manusia disamakan dengan bulan dan matahari.
- Prasasti
Amoghapasha (Jambi), berangka
tahun 1286. Menyebutkan
bahwa raja Kertanegara telah menghadiahkan arca amogapasha pada
raja Suwarnabhumi yang bernama
Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa. Raja dan
rakyatnya sangat gembira.
ABAD
XIV
- Tahun 1370, 1371 datang utusan dari
San-fo-tsi
- Tahun 1373, 1374 datang utusan raja Ma-na-ha-pau-lin-pang di Cina.
- Tahun 1376 raja Tan-ma-sa-na-hu meninggal dan
digantikan oleh raja wu- li dan pada tahun itu san-fo-tsi telah ditundukkan oleh
Jawa.
MATARAM
1.
Prasasti Tuk Mas
2. Prasasti Sojomerto (akhir abad 7)
3. Prasasti Canggal (732 M)
4. Prasasti Plumpungan 750 M
5. Prasasti Ligor B (775 M)
6. Prasasti Kalasan 778 M
7. Prasasti Kelurak 782 M
8. Prasasti Karang Tengah 824 M
9. Prasasti Gandasuli (832 M)
10.
Prasasti Sri Kahulunan (842 M)
11.
Prasasti Tulang Air (850 M)
12.
Prasasti Wantil, Ratu Boko (856 M)
13.
Prasasti Argopuro (863 M)
14.
Prasasti Wuatan Tija (880 M)
15.
Prasasti Mentyasih/ Kedu/ Balitung (907 M)
16.
Prasasti Wanua Tengah (908 M)
Prasasti Tuk Mas (Dakawu, Lereng gunung
Merbabu)
Ditulis
dengan huruf Pallawa. Dilihat dari bentuk tulisan diperkirakan pada abad VII dan lebih tua dari canggal Isinya tentang
pujian kepada suatu
mata air yang
keluar dari gunung,
menjadi sebuah sungai
yang mengalirkan airnya
yang dingin dan
bersih melalui pasir dan
batu-batu bagaikan sungai gangga.
Prasasti Sojomerto (Tegal, Pekalongan)
Huruf
Pallawa, bahasa Melayu Kuno Dari bentuk
huruf diperkirakan pada akhir abad VII
Menyebutkan tentang
Dapunta Salendra yang
menyembah Bhatara Siwa,memuat
pula silsilah Dapunta
Salendra yang memiliki
orang tua Sentanu dan Bhadrawati, Dia menikah dengan
Sampula. Prasasti ini bersifat
Siwa-Hindu
Prasasti Canggal (654 S/ 732 M)
Bait 1 : pembangunan lingga oleh Raja Sanjaya di
atas gunung
Bait
2-6 : Pujaan terhadap Dewa Siwa, dewa
Brahma, dan Dewa Wisnu
Bait 7 :
Pulau Jawa yang
sangat makmur, kaya akan tambang
emas dan banyak
menghasilkan padi. Di
pulau itu didirikan candi Siwa demi kebahagiaan
penduduk dengan bantuan dari penduduk
Kunjarakunjadesa
Bait
8-9 :
Pulau Jawa yang
dahulu diperintah oleh
raja Sanna, yang
sangat bijaksana, adil
dalam tindakannya, perwira
dalam peperangan, bermurah
hati kepada rakyatnya.
Ketika wafat Negara
berkabung, sedih kehilangan
pelindung
Bait
10-11 :
pengganti raja Sanna
yaitu putranya bernama
Sanjaya yang diibaratkan
dengan matahari. Kekuasaan
tidak langsung diserahkan
kepadanya oleh raja
Sanna tetapi melalui kakak perempuannya (Sannaha)
Bait 12
: kesejahteraan, keamanan,
dan ketentraman Negara.
Rakyat dapat tidur di tengah jalan, tidak usah takut akan pencuri
dan penyamun atau
akan terjadinya kejahatan
lainnya. Rakyat hidup serba senang.
Prasasti
Kalasan (700 S/ 778 M)
Bersifat
Budha, berhuruf Pallawa, berbahasa Sansekerta.
Bait
2-3 :
Para guru raja
Syailendra mohon kepada Maharaja
Tejah Purnapanna Panangkaran,
agar beliau membangun
candi Tara, lengkap
dengan arcanya, candinya dan perumahan untuk para
pendeta yang ahli dalam pengetahuan Mahajana Winaya
Bait
4-6 :
Para pangkur, tawan
dan tirip menerima
perintah untuk membangun
candi Tara dan
perumahan para pendeta. Candi itu didirikan di daerah makmur
sang raja yang menjadi
hiasan wangsa Syailendra
dan demi kepentingan para guru dan raja Syailendra.
Pada tahun saka 700
pembangunan candi Tara
tempat para guru
melakukan persajian, selesai
Bait
7-10 : Desa Kalasan dianugerahkan: para
pangkur, tawan dan tirip, adhyaksa dan
para pembesar menjadi saksi. Tanah
anugerah sang raja harus dijaga baik-baik oleh para raja keturunan
wangsa Syailendra, oleh
para pangkur, para
tawan, para tirip
dan para pembesar
yang bijak turun
temurun. Raja mengulangi
pesannya kepada para
raja yang memerintah
kemudian supaya candi
itu dibina demi kebahagiaan semua orang
Bait
11-12 : Diharapkan agar berkat
pembangunan biara itu semua orang memperoleh
pengetahuan tentang kelahiran,
memperoleh tibavopapanna dan
mengindahkan ajaran Jina.
Yang Mulia Kariyana
Panangkaran sekali lagi
mengulangi pesannya kepada
semua raja yang
akan menyusul untuk
membina biara itu
sesempurna- sempurnanya
Prasasti
Kelurak 782 M
- Pendirian
arca Bhodisatwa manjusri
ti ratna oleh
pendeta Kumaragosha
- Yang
memerintah adalah Dharanindra
Sri sanggramadhananjaya yang menggunakan epiteton
VAIRIVADAWIMATHANA
Prasasti
Karang Tengah 824 M
- Raja
Samaratungga mempunyai putri
tunggal bernama Pramodawardhani, sang
putri membangun candi
Jinalaya yang sangat indah. Pada tahun Saka 746 sebuah arca
Budha ditempatkan dalam candi
- Penghadiahan ladang padi sebagai tanah
perdikan oleh Rakarayan Patapan Pu
Palar
Prasasti Gandasuli, 832 M
Pembangunan candi
Sang Hyang Wintang
sebagai candi makam
Dang Karayan Partapan Ratna Maheswara
Sidhabusu Plar
Prasasti Sri Kahulunan, 842 M
Peresmian desa
Sri Kahulunan menjadi
tanah perdikan karena
penduduk desa tersebut
diwajibkan memelihara bangunan
suci Kamulan I
Bhumi Sambhara
Prasasti Tulang Air, 850 M
Pada tahun
772 S, Rakai Patapan Pu Manuku mendirikan perdikan di tulang
air pada
waktu yang menjadi raja Rakai Pikatan
Prasasti Wantil, Ratu Boko (856 M)
1. Seorang raja bernama Jatiningrat, pemeluk
agama Siwa kawin dengan seorang
permaisuri pemeluk agama lain
2. Balaputra menimbun ratusan batu untuk
dijadikan benteng pertahanan dan
bersembunyi dalam perang melawan Jatiningrat
3. Raja itu mendirikan keraton di Medang di
daerah Mamrati, sesudah itu mengundurkan
diri sebagai raja, menyerahkan kekuasaan kepada Diah Lokapala.
Prasasti Argopuro, 863 M
Desa Wanua
Tengah dijadikan desa perdikan oleh Rakai Pikatan Pu Manuku pada waktu yang menjadi raja Rakai Kayuwangi
Pu Lokapala
Prasasti
Wuatan Tija, 880 M
Salah seorang
permaisuri bernama Rakarayan
Manat dan anaknya
Diah Bhumi Jaya
diculik oleh saudara
laki-lakinya yang terkecil
yang bernama Rakarayan Landeyan.
Rakarayan Manat membunuh
diri dengan jalan
melemparkan dirinya ke
dalam unggun api.
Sedangkan Diah Bhumi
Jaya menghilang kea
rah laut tetapi
dibawa kembali ke
istana oleh kepala
desa Wuatan Tija.
Prasasti
Mentyasih/ Kedu/ Balitung, 907 M
Memuat
silsilah urutan raja-raja :
1. Sang ratu Sanjaya, Rakai Mataram
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan
(Dharanindra)
4. Sri Maharaja Rakai Warak (Samaragrawira)
5. Sri Maharaja Rakai Garung (Samaratungga)
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
Prasasti
Wanua Tengah
1. Rahyang Ta I Hara
2. Rakai Panangkaran
3. Rakai Panaraban
4. Rakai Warak Diah Manara
5. Diah Gula
6. Rakai Garung
7. Rakai Pikatan Dyah Saladu
8. Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala
9. Rakai Gurunwangi Dyah Badra
10. Rakai
Wungkal Humalang Dyah Jebang
STRUKTUR
KERAJAAN MATARAM
MENURUT
CASPARIS
(SANJAYA) (SYAILENDRA)
PANANGKARAN
BHANU
PANUNGGALAN
WISNU
WARAK
INDRA
GARUNG
PIKATAN
KAYUWANGI
WATUHUMALANG
STRUKTUR KERAJAAN MATARAM
MENURUT
SLAMET MULYANA
SANJAYA
PANANGKARAN
PANUNGGALAN
WARAK
GARUNG
PIKATAN
KAYUWANGI
WATUHUMALANG
PRASASTI
KARANG TENGAH
MATARAM JAWA
TIMUR
DINASTI
ISANA
PRASASTI
PUCANGAN/ KALKUTA (1040)
SRI
ISANATUNGGA/ PU SINDOK (929-947)
SRI ISANATUNGGAWIJAYA + SRI LOKAPALA
SRI MAKUTAWANGSAWARDHANA
DHARMAWANGSA
GUNAPRIADHARMAPATNI
+ UDAYANA (MAHENDRADATA)
PUTRI +
AIRLANGGA
MARAKATA
ANAK
WUNGSU
1016 PRALAYA
1019 AIRLANGGA DINOBATKAN
1028 MENYERANG RAJA BHISMAPRABAWA
1029 ADHAMAPANUDA
PERTEMPURAN WURATAN
1030 KERAJAAN WENGKER
1032 KERAJAAN WENGKER
RAJA WURAWARI
KERAJAAN DIPIMPIN WANITA
DI SEBELAH SELATAN
1034 RAJA
HASIN (Prasasti Waru)
25/8 1035 KERAJAAN WENGKER (Wijaya Lolos)
3/11
1035 WIJAYA DIBUNUH ANAK BUAHNYA
1035 MEMBANGUN
ASRAMA SRIWIJAYA (Prasasti
Turun Hyang)
1037 MEMBANGUN DAM DI WARINGIN PITU
1041 MEMBANGUN PERTAPAAN DI PUCANGAN
1042 MEMBAGI KERAJAAN : 1. JENGGALA 2. PANJALU
PERMAISURI +
AIRLANGGA + SELIR
(PRASASTI
CANE , 1021)
(PRASASTI
TURUN HYANG B,1044
PRASASTI
MALENGA, 1052)
SAMARAWIJAYA
(PRASASTI PUCANGAN, 1041)
(PRASASTI
BANJARAN, 1052)
SAMAROTSAHA
PRASASTI SUMENGKA, 1059)
PANJALU / DAHA / KEDIRI JENGGALA
SUMBER :
1. Cerita
Calon Arang (1530)
2. Kitab
Nagarakretagama (1366)
3. Prasasti
Simpang Joko Dolok / Mahaksobhya (1289)
PRASASTI
TURUN HYANG B (1044)
PEPERANGAN ANTARA
MAPANJI GARASAKAN DAN
RAJA PANJALU YANG
PECAH TAK LAMA
SESUDAH PEMBELAHAN NEGARA.
OLEH KARENA PARA
PENGETUA DESA TURUN
HYANG MENUNJUKKAN KESETIAANNYA
KEPADA MAPANJI GARASAKAN
DALAM PEPERANGAN MELAWAN
MUSUH MAKA BELIAU
MEMBERI HADIAH TAMBAHAN KEPADA DESA TURUN HYANG.
PRASASTI
MALENGA (1052)
ANUGERAH
TANAH KEPADA PARA PENGETUA DESA DI MALENGA
KARENA KESETIAANNYA KEPADA MAPANJI GARASAKAN DALAM PERANG MELAWAN HAJI LINGGAJAYA.
PRASASTI
BANJARAN (1052)
ANUGERAH TANAH
PERDIKAN KEPADA PEMBESAR
BANJARAN KARENA KESETIAANNYA
KEPADA SANG PRABU ALANJUNG AYES DALAM
USAHA MEREBUT KEMBALI KERAJAAN JENGGALA YANG BERHASIL.
PRASASTI
SUMENGKA (1059)
ANUGERAH DESA
PERDIKAN SUMENGKA KEPADA
PARA PENGETUA DESA
YANG AKAN MEMPERBAIKI
SALURAN AIR PENINGGALAN
RAJA ERLANGGA OLEH
SRI MAHARAJA RAKAI
HALU PU JURU SAMAROTSAHA KARNA KESANA RATNA SANGKHA KIRTTISINGHA JAYANTAKA TUNGGADEWA RAJA-RAJA KERAJAAN PANJALU
SAMARAWIJAYA (1042-1052 prasasti Malenga)
prasasti
Sirah Keting )
prasasti
Pikatan,1130 prasasti Tangkilan)
SRI
JAYABHAYA (1135 prasasti
Ngantang, 1157 Kakawin
Bharatayudha)
SRI SARWESWARA (1159
prasasti Padelegan II,1161
prasasti Kahyunan)
SRI
ARYESWARA (1171 prasasti Angin)
SRI GANDRA
(1181 prasasti jaring)
KAMESWARA (1185 prasasti Ceker)
SRENGGALANCANA (1194
prasasti Kamulan, 1205
(
prasasti Wates menyebut Kertajaya)
SILSILAH RAJA-RAJA KEDIRI
SRI JAYAWARSA
DHIGJAYA SASTRAPRABHU
Memerintah
Kediri pada tahun 1016 S - 1037 S / 1094 M - 1115 M
SANG
KAMESWARA I
SRI MAHARAJA
RAKE SIRIKAN SRI KAMESWARA SALAKABHUAWANA TUSTIKARANA
SARWWANIWARYYAWIRYA
PARAKRAMA DIGJAYOTUNGGADEWA
Keturunan
Prabhu Airlangga
Memerintah
Kediri pada tahun 1037 S - 1052 S / 1115 M - 1130 M
SANG MAPANJI
JAYABAYA SRI DHARMESWARA -
MADHUSUDANAWATARANINDRA SUHERTSINGHA
Memerintah
Kediri pada tahun 1052 S - 1082 S / 1130 M - 1060 M
RAKE SIRIKAN
SRI SARWWESWARA
JANARDHANAWATARAWIJAYARAJA
-
SAMASINGHANADANIWARYYAWIRYYA-
PARAKRAMA DIGJAYOTTUNGGADEWA
Memerintah
Kediri pada tahun 1082 S - 1093 S / 1160 M - 1171 M
SANG RAKE
HINO SRI ARYYESWARA MADHUSUDANAWATARARIYAYA -
MUKARYYAWIRYYA
PARAKRAMOTTUNGGADEWA
Memerintah
Kediri pada tahun 1093 S - 1103 S / 1171 M -1181 M
SRI
KONCARYYADIPA HANDABHUWANAPALAKA -
PARAKRAMANINDITA
DIGJAYOTTUNGGADEWA
(SRI
GHANDRA)
Memerintah
Kediri pada tahun 1103 S - 1107 S / 1181 M - 1185 M
SANG KAMESWARA II
Sri
Kameswara Triwikramawatara Aniwaryyawiryya Parakrama Digjayottunggadewa Memerintah Kediri pada tahun 1107 S - 1116 S
/ 1185 M - 1194 M
SRI SARWWESARA TRIWIKRAMAWATARANINDITA -
SRENGGALANCANA DIGWIJAYOTTUNGGADEWA
Memerintah
Kediri pada tahun 1116 S - 1122 S / 1194 M-1200 M
PRABHU DANGDANGGENDIS
Prabhu
Kertajaya (namanya yang lain)
Memerintah
Kediri pada tahun 1122 S - 1144 S / 1200 M - 1222 M
(wafat dalam
perang antara Kediri melawan Tumapel yang diperintah oleh Ken Arok,
raja Kediri
selanjutnya diangkat oleh raja Tumapel)
JAYASABHA
Memerintah
Kediri pada tahun 1144 S - 1180 S / 1222 M - 1258 M)
SASTRAJAYA
Memerintah
pada tahun 1180 S - 1193 S / 1258 M-1271 M
JAYAKATWANG
Memerintah
pada tahun 1193 S - 1215 S / 1271 M - 1293 M
(Pada tahun
1214 S / 1292 M, Kediri mengalahkan Singhasari / Tumapel yang dipimpin oleh
Kertanagara)
SILSILAH
RAJA-RAJA KEDIRI
MENURUT
PARATON DAN NAGARAKRETAGAMA
KERTAJAYA
(1194-1222 M)
JAYASABHA (1227-1258 M)
SASTRAJAYA
(1258-1271 M)
JAYAKATWANG
(1271-1292 M)
CATATAN:
-
Kediri memiliki negeri bawahan yaitu Tumapel.
- Tumapel
memerdekakan diri dari
Kediri pada masa
Ken Arok dengan
mengalahkan Kertajaya.
- Pasca Kertajaya, Kediri menjadi negeri
bawahan Tumapel
- Tumapel pada masa Kertanegara menjadi
Singhasari
- Pada masa Jatakatwang Kediri memerdekakan
diri dari Singhasari dengan membunuh
Kertanegara.
STRUKTUR KERAJAAN SINGASARI MENURUT PARARATON DAN NEGARAKERTAGAMA
KERTAJAYA 1194 – 1222
JAYASABHA
1227 – 1258
RAJA RAJASA I , ANUSAPATI,TOHJAYA, 124
SASTRAJAYA 1258 -
1271
WISNUWARDHANA,
1250
JAYAKATWANG,
1271
KERTANEGARA,
1286 – 1292
SINGASARI
KEDIRI
JAYAKATWANG
1292 – 1292
SANGGRAMA
WIJAYA,1293- 1309
CATATAN:
KEDIRI SEBAGAI
NEGARA TAKLUKAN SINGASARI,
SEMUA
RAJANYA ADALAH KETURUNAN KERTAJAYA SETELAH MEMUSNAHKAN KERTANEGARA PADA TAHUN
1292, SINGASARI MENJADI BAWAHAN KEDIRI SETELAH JAYAKATWANG MUSNAH PADA TAHUN 1293,
KEDIRI DAN SINGASARI
MENJADI BAWAHAN MAJAPAHIT
DENGAN RAJANYA YANG PERTAMA
SANGGRAMA WIJAYA
MAJAPAHIT
KITAB
PARARATON
KERTAJAYA
T. AMETUNG
+ KEN DEDES + KEN AROK +
KEN UMANG
ANUSAPATI M. WONG ATELENG
P.TOHJAYA
PANJI
SAPRANG
P.
SUDATU
AGNI BHAYA
TUAN
WREGOLA
DEWI
RIMBU
DEWI
RAMBI
RANGGAWUNI
MAHISA CAMPAKA
KEDIRI
SINGASARI TUMAPEL
KERTANEGARA
DYAH LEMBU TAL
R. WIJAYA
(Pendiri Majapahit)
SILSILAH
RAJA-RAJA WILWATIKTA_/ MAJAPAHIT
I. RADEN WIJAYA
+ INDRESWARI
(Prabhu
Kertarajasa Jayawardhana)
1215 S-1231
S / 1293 M-1309 M
II. SANG KALAGEMET
(Jayanagara)
1231 S-1250
S / 1309 M-1328 M
III. SRI GITARJA +
RADEN CAKRESWARA / RADEN CAKRADHARA
(Tribhuwanottunggadewi
Wisnuwardhani) (Raja Singhasari /
Bhre Tumapel / Prabhu
Kertawardhana)
(Rajarani
Wilwatikta)
Puteri Raden
Wijaya dari Sri Rajapatni 1250 S-1272 S
/ 1328 M-1350 M
IV.
HAYAM WURUK
+
SUSUMNA
DEWI
(Bhatara
Prabhu Rajasanagara) Ratu Ayu Kusumadewi
1272 S-1311
S / 1350 M-1389 M (Puteri dari Bhre Wengker)
V.
WIKRAMAWARDHANA + KUSUMAWARDHANI
1311 S-1351
S / 1389 M-1429 M
SUHITA KERTAWIJAYA
(naik tahta)
adik Suhita (Bhre Tumapel)
VI. RANI SUHITA
1351 S-1369 S / 1429 M-1447 M
(menggantikan)
VII. PRABHU KERTAWIJAYA (Prabhu Brawijaya) 1369 S-1373 S / 1447 M-1451 M
VIII.
BHRE PAMOTAN (Prabhu
Rajasanagara / Sang Sinagara) 1373
S-1375 S / 1451 M-1453 M
( Masa
Interregnum: 3 tahun Wilwatikta tanpa
raja)
IX. BHRE WENGKER
(Hyang Purwawisesa) 1375 S-1385 S
/ 1453 M-1463 M
X. BHRE PANDANSALAS 1385 S-1387 S / 1463 M-1465 M
XI. PRABHU KERTABHUMI 1387 S-1397 S / 1465 M-1475 M
XII.
BHATARA PRABHU GIRINDRAWARDHANA
1397 S-1417 S / 1475 M-1495 M
XIII.
PRABHU UDARA 1417 S-1437 S / 1495
M-1515 M
(Raja
terakhir Wilwatikta)
SILSILAH
RAJA-RAJA PAJAJARAN
BABAD PAJAJARAN
RATU GALUH
SIUNG WANARA PAJAJARAN
SANG PRABU LUTUNG KASARUNG
SANG PRABU LINGGA HYANG
SANG PRABU LINGGA WESI
SANG PRABU SUSUK TUNGGAL
SANG PRABU MUNDINGKAWATI
SANG PRABU ANGGALARANG
SANG PRABU
SILIWANGI
SANG PRABU
GURUGANTANGAN
BABAD
GALUH
RATU PUSAKA MAHARAJA SAKTI
SANG PRABU CIUNG WANARA
NYAI PURBASARI: menikah dengan LUTUNG
KASARUNG
SANG LINGGA HYANG
SANG LINGGA WESI
LINGGA WASTU
SANG PRABU SUSUK TUNGGAL
PARBU MUNDINGKAWATI
KI ANGGALARANG
SILIWANGI
CARITA
PARAHYANGAN (tokoh dan kronologisnya perlu
dikritisi)
SANG WRETIKANDAYUN / RAHYANGTANG di MENIR
RAHYANGTANG KULI-KULI
RAHYANGTANG SURAWULAN
RAHYANGTANG PELESAWI
RAHYANGTANG RAWUNGLANGIT
RAHYANGTANG MANDIMINYAK
SANG SENA
RAHYANG PURBASORA
RAKEAN JAMBRI / RAHYANG SANJAYA
RAHYANG TAMPARAN
RAHYANG BANGA
SANG MANARAH
SANG HALIWUNGAN / SANG SUSUK TUNGGAL
SANG HYANG HALU WESI
SRI BADUGA MAHARAJADIRAJA: RATU PAKUAN
PAJAJARAN
RAHYANG BANGAN
SANG RAKEAN
DARMASIKSA
YANG HILANG di TANJUNG
YANG HILANG di KIKIS
YANG HILANG di KIDING
AKI KOLOT
PRABU MAHARAJA (Yang meninggal di
Majapahit)
PRABU NISKALA WASTU KANCANA (yang meninggal di
Nusa Larang)
TOHAAN di GALUH
PRABU SANG JAYADEWATA
PRABU SURAWISESA
PRABU RATU DEWATA
TOHAAN
SARENDET
TOHAAN RATU SANGHYANG
SANG RATU SAKTI
SANG MANGABATA di TASIK
TOHAAN di MAJAYA
33. NUSIYA MULYA: sampai datangnya Islam di Jawa
Barat.
D. RAJA-RAJA SUNDA YANG MEMERINTAH DAN RAJA-
RAJA PAJAJARAN SAMPAI MASA KERUNTUHANNYA SEJAK TAHUN
1357-1579
1. PRABU MAHARAJA (1350 - 1357 M)
2. HYANG BUNISORA (1357 - 1363 M)
3. PRABU NISKALA WASTUKENCANA (1363 - 1467 M)
4. RAHYANG DEWANISKALA (1467 - 1417 M)
5. SRI BADUGA MAHARAJA (1474 - 1513 M)
6. PRABU SURAWISESA (1513 - 1527 M)
7. PRABU RATU DEWATA (1527 - 1535 M)
8. SANG RATU SAKTI (1535 - 1543 M)
9. PRABU RATU CARITA (1543 - 1559 M)
10. NU SIYA MULYA / PRABU SEDA (1559 - 1579
M)
PRASASTI BATUTULIS
Prasasti Batutulis ditemukan di Desa Batutulis
di pinggir kota Bogor, menerangkan
adanya sebuah kerajaan yang bernama Pajajaran. Prasasti ini memuat angka tahun dalam bentuk
candrasangkala.
Transkripsi:
1. “… pun. ini sakakala prebu ratu purana pun.
diwastu.
2. diva wingaran ( 1. dingaran) prebu guru
dewataprana diwastu dijadingaran
sri
3. baduga maharaja ratu haji di pakwan
pajajaran. sri sang ratu de-
4. wata pun ya nu nyusuk na pakwan, dija anak
rahiyang ni-
5. kala sasida mokta di guna tiga. i (n) cu
rahiyang niskala wastu
6. ka (n) cana sasida mokta ka nusa lara (ng) ya
siya nu nyiyan sakaka-
7. la gugunungan ngabalay nyiyan samida nyiyan
sa (ng) hiyang talaga
8. rena mahawijaya. ya siya pun. i saka panca
pandawa…ban bumi.
Tafsiran
dari para ahli:
A. Dari segi
Candrasangkala: ”panca pandawa…ban bhumi.”
Poerbatjaraka membaca bagian yang kosong menjadi ngeban atau
nge(m)ban = 1225 S / 1333 M C.M.
Pleyte membacanya dengan e(m)ban = 1455 S / 1533 M
B. Isi
Prasasti:
Menurut
Poerbatjaraka, prasasti ini ditulis untuk memperingati pendirian Kerajaan Pajajaran. Namun pendapat
baru menafsirkan bahwa prasasti ini
merupakan tanda ritual karena prasasti ini dibuat
No comments:
Post a Comment